Rabu, 07 November 2018

Mari Selamatkan Bumi

Fenomena alam yang tidak dapat di bantah lagi, Pemanasan Global menunjukkan jati diri yang sesungguhnya, Penipisan lapisan es Kutub Utara hingga menghilangnya lapisan es di berbagai titik Pegunungan Alpen, Eropa. Frekuensi gempa yang kerap terjadi, tornado yang melanda di berbagai titik negara, ledakan gunung berapi, banjir, pergantian musim yang sudah tidak lazim dan tak mampu di prediksi, kekeringan, semua hal tersebut merupakan penyimpangan iklim, gejala alam tanpa tanding hanya sang pencipta yang tahu segala maksud dan isinya.

Sejak isu globalisme dan modernisasi dikampanyekan jumlah konsumsi meningkat tajam, negara-negara berlomba mempercantik negerinya, saling bersaing untuk dapat disebut sebagai negara paling modern dan paling maju. Semua kawasan sebisa mungkin disulap menjadi gedung dan bangunan-bangunan megah dan berkelas tinggi, teknologi yang terlalu over, kecanggihan yang terlalu revolusioner membuat negara miskin dan berkembang jadi kembang kempis bagai bernafas dalam lumpur, di hadapkan pada situasi dilematis tidak mampu mencipta dan akhirnya hanya sebagai penikmat semu dan pengkonsumsi semata.

Ada yang terlupakan dari semua kegilaan itu, pembangunan yang tidak santun, dalam dekade terakhir, setengah dari sumber energi terpakai oleh manusia dan akibatnya lebih dari setengah hutan dunia hancur. Negara miskin dan berkembanglah yang akhirnya memetik buahnya, buah penderitaan berupa bencana. Negara miskin dan berkembang hanya 30 persen menyedot energi bumi, sedangkan 70 persennya merupakan pemborosan sumber alam yang dilakukan oleh negara maju. Negara-negara maju meminta negara-negara miskin dan berkembang untuk menjaga hutannya, sementara di sisi lain mereka tidak intropeksi apa yang harus mereka lakukan pada negaranya, Ini adalah fakta yang tragis, terutama kita sebagai masyarakat Indonesia.

Manusia harus membatasi keserakahan konsumsi dan hasrat materi (kebendaan) yang berlebih. Industrialisasi harus di imbangi dengan perawatan lingkungan, semakin majunya teknologi secara tidak langsung malah mempersulit manusia itu sendiri, bandingkan dengan kesederhanaan masyarakat jaman dulu, secara ilmu mereka lebih pintar tapi kepintaran mereka tidak digunakan untuk merusak lingkungan.

Satu pesan yang mungkin dapat di petik dari musibah yang terus mendera dan menimpa bumi, masyarakat di belahan dunia manapun harus berbenah dan berfikir tentang fungsi alam, kelestarianya bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia selama manusia masih ada. Generasi kita di tuntut untuk menjaga, demi kelangsungan generasi kita selanjutnya. Konsumerisme hanya akan merusak kesehatan ekonomi dan ekologi secara perlahan dan pasti.
logoblog

Selasa, 06 November 2018

Sosialisasi Perhutanan Sosial Di Nahakramu

Sosialisasi di lakukan di Kantor Desa dengan melibatkan masyarakat. Sosialisasi di awali dengan Doa, sambutan dari kades desa Nahakramu Baru (Pak Alang), Sambutan dari LP3M (Pak Nico), sambutan dan pemaparaan PS dari KKI_WARSI (Mas Koko) kemudian Forum Group Diskusi bersama masyarakat. Poin yang terpenting dalam sosialisasi ini adalah bagaimana masyarakat dapat memahami apa itu perhutanan sosila beserta pilihan 5 skema dari perhutanan social, masyarakat dapat membedakan sehingga dapat memilih skema perhutanan sosila apa yang cocok untuk hutan yang ada di kawasan mereka, skema tersebut adalah: Hutan Adat, Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatn, Hutan Tanaman Rakyat dan Hutan Kemitraan. 

Mas Koko memaparkan dalam sosialisi PS bahwa Masa Orde Baru merupakan masa banyak exploitasi hutan, banyak ijin perusahaan masuk. Perusahaan besar masuk dan masyarakat hanya menjadi penonton saja, setelah masa reformasi pemerintah membuat regulasi yang mengatur dan melindungi masyarakat adat dan masyarakat yang tinggal disekitar hutan. Keputusan MK 35 melindungi secara penuh hak masyarakat beberapa UU dan PP juga mengakomodir kepentingan masyarakat, kebijakan presiden Jokowi tahun 2016 tentang perhutanan social dimana melibatkan masyarakat dalam mengelola hutan kepentingan masyarakat disekitar kawasan hutan. Tujun Perhutanan Sosial adalah untuk meningkatklan kesejahteraan masyarakat dan masyarakat wajib menjaga dan melindungi kawasan hutan nya

Dalam FGD disampaikan bahwa wilayah administrasi nahakramu baru bila di lihat dari peta sudah terdapat ijin perusahaan sehingga tidak menyisakan tempat untuk pengusulan salah satu skema perhutanan social, karena keinginan kuat dari nahakramu mereka tetap berupaya bagaimana hutan kecil yang mereka miliki dapat di usulkan menjadi hutan desa, mereka sangat berharap agar KKI_WARSI dapat membantu dan memfasilitasi, dalam diskusi tersebut pak nico memberikan masukan kepada masyarakat nahakramu baru bila menginginkan pengusulan salah satu skema perhutanan social maka harus mengeluarkan ijin perusahaan keluar dari wilayah nahakramu baru, dan itu bisa dilakukan tentunya dengan pengajuan kepada pemerintah dan nahakramu siap melakukan itu.
logoblog

Senin, 05 November 2018

Desaku Sekarang Dan Masa Lalu


Desaku dulu dan sekarang, desaku sekarang telah disulap bak kota di tengah sawah, ciri khas tempo dulu nyaris tidak terlihat, pohon-pohon mahuni dan randu yang berbaris rapi kini berganti dengan tiang-tiang listrik, pagar-pagar kayu tanaman yang terbuat dari bambu, di hinggapi banyak capung kini telah berganti dengan pagar besi, capung pun pergi berlari, tanaman-tanaman yang merambat di setiap hamparan belakang rumah kini tandus, hanya bekas-bekas tapak kaki di sana sini, hebatnya gelombang modernisasi menghantam dan menghancurkan desaku, suasana malam nan hening tak lagi nampak, jam 12 malam suara hingar bingar dan suara cekikikan masih terdengar, suara jangkrikpun menyingkir pergi, kodok tak lagi bernyanyi, temaram cahaya obor dan bulan yang dulu terasa indah kini berganti lampu-lampu neon yang menyedot banyak energy.

Dalam modernisasi ini, penduduk desaku makin trendy dan gengsi, bergaya ala-ala TV sangat kontras dengan kehidupan masa lalu, hidup yang sederhana, hidup yang berbudaya, hidup dengan sejuta tata karma, Modernisasi telah meluluhlantahkan tradisi desaku yang berbudi pekerti itu. Orang di desaku lebih suka bermain ponsel ketimbang bermain gobak sodor, orang di desaku lebih suka nongkrong bermain internet ketimbang bercengkrama dengan sodara dan tetangga, Orang di desaku lebih suka makan kentucky ketimbang makan gethuk, orang di desaku lebih suka di panggil sindy ketimbang tumiyem, lebih suka di panggil charly ketimbang paijo. Globalisasi begitu dasyat, sampai-sampai tak meyisakan sedikitpun akar-akar tradisi lama untuk berkembang.

Kemana sungai kecil itu, sungai yang jernih dan berkelok, tempat bermain singgah anak-anak, tempat belajar mengenal berbagai hewan dan tumbuhan, sungaiku sekarang telah kering dan mati, pohon jati dan bambu telah habis berganti rumah-rumah beton, burung-burung dan binatang lain pun pergi mengundurkan diri. Kemana pohon cemara yang tinggi nan menjulang itu, tempatnya anak-anak beristirahat dan bermain di kala siang, kini telah berganti dengan patung selamat datang. Modernisasi sekali lagi, menghancurkan kenangan kecilku dimasa lalu.
logoblog

Minggu, 04 November 2018

PAMSIMAS Hadir Di Desa Long Lake

PAMSIMAS merupakan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat yang di tujukan untuk daerah-daerah yang tidak dapat di jangkau oleh PDAM, berdasarkan data dari PAMSIMAS saat ini telah berberjalan di 4 Kabupaten yaitu: Nunukan, Tana Tidung, Bulungan dan Malinau. Untuk daerah Malinau Hulu PAMSIMAS telah melakukan pembuatan tempat penampungan air di Metut, Nahakramu Baru, Pelancau dan Long Jalan, sementara yang sekarang dalam tahap pengerjaan adalah: Long Lake, Bilah Bekayuh, Punan Long Adiu dan Gong Solok. Di Long Lake sendiri pada hari ini proses pembuatan DAM, Bak Penampungan telah selesai dilakukan, proses selanjutnya adalah pengecetan Bak penampungan serta penyaluran pipa dari DAM ke Bak penampungan, berdasarkan informasi dari mas Kevin bagian operasional lapangan PAMSIMAS, penyaluran air dari DAM ke Bak Penampungan belum dapat dilakukan karena masih menunggu Bak Kering dan juga menunggu teknisi PAMSIMAS yang belum tiba ke long lake

Berdasarkan informasi, sumber air bersih di alirkan dari sungai bowing (beruang) berjarak kurang lebih 750 meter dari desa long lake, sungai bowing terletak di sebelah barat desa lake, dalam program ini PAMSIMAS hanya berkewajiban membuat DAM, membuat bak penampungan dan menyalurkan pipa dari DAM ke bak penampungan selebihnya tanggung jawab desa. Untuk mengerjakan proyek ini PAMSIMAS menurunkan 2 orang pekerja dengan proses pengerjaan 19 hari.
logoblog