Senin, 26 Maret 2018

Ritual Adat Kematian Kaharingan Desa Batoq Kelo


Kabar duka datang dari Rumah Pak Jiu Anyeq, Beliu tutup usia di Umur 74 Tahun. Dari info yang saya dapatkan (Sumber: Pak Hibau, Ibu Anyak, Pak Nyuk, Ibu Hubung dan beberapa masyarakat batoq kelo), Bapak Jiu Anyeq merupakan mantan Kepala Adat pada periode Pak Ramli (Petinggi Batoq Kelo), Pak Jiu orang terakhir yang memeluk kaharingan di Desa Batoq Kelo, anggota keluarga yang sekarang ada saat ini sudah memeluk agama dan sebagian besar memeluk agama khatolik, menurut cerita pak jiu tetap berkepercayaan kaharingan karena istrinya yang meninggal dulu ber kepercayaan kaharingan, karena ikatan batin yang kuat itulah pak jiu ketika disarankan untuk memeluk agama masih tetap mempertahankan kaharingannya, sebelum meninggal pak jiu berpesan kepada anak-anaknya untuk memeluk agama karena pak jiu takut bila anak-anaknya mengikuti kepercayaan yang di anutnya dikawatirkan ketika meninggal nanti masyarakat tidak faham dan salah dalam proses ritual, dan itu berdampak tidak baik untuk untuk anggota keluarga dan generasinya. 

Seperti diketahui setelah saya melihat ritual hari ini memang proses ritual tahapan nya lumayan panjang, ada ritual bunyi bunyian gong sebelum allmarhum dikuburkan, permainan bola kelapa yang ada apinya, beras yang di sangrai hingga panas kemudian ditaburkan kepada orang orang yang ada di tempat tersebut, ritual seperti ini dilakukan pada malam hari, ada juga semut merah yang dimasukkan kedalam baju kita dan jenazah di diamkan di rumah selama 4 hari, setelah 4 hari jenazah baru dikuburkan, setelah dikubur ritual selanjutnya menaruh abu di dalam tempayan, tempayan ditutup rapat-rapat dibiarkan selama 4 hari, selama 4 hari ini keluarga dan masyarakat menunggu sambil mengadakan acara kumpul di rumah almarhum sambil bermain kartu dan lainnya, setelah 4 hari berlalu tempayan yang ada abu tersebut dibuka, ketika tempayan tersebut di buka menurut keterangan Ibu Anyaq (pengurus adat) akan terlihat jejak jejak binatang yang menandakan allmarhum yang meninggal mereinkarnasi menjadi binatang tersebut, sebut saja jejak babi, jejak kalajengking, jejak ular, jejak payau dan lain nya, dan ketika abu tersebut meninggalkan jejak binatang maka pantangan dari keluarga adalah tidak boleh membunuh bintang tersebut, misalkan ketika tempayan dibuka ada jejak jejak babi maka selama satu bulan keluarga dari yang di tinggalkan tidak boleh membunuh babi.

logoblog

Tidak ada komentar: