Selasa, 05 Juni 2018

Bagian Desa Lake Itu Adalah Pikah

Hari ini saya bersama pemuda Desa Long Lake (Yus dan Apoi) berkunjung ke Pikah (RT 04 lake), selain daerah Luwe (RT 05 Long Lake) daerah Pikah merupakan bagian dari Desa Long Lakeh, perjalanan menuju pikah lebih pendek bila disbandingkan ke luwe, bila berjalan kaki menyusuri bukit dan sungai membutuhkan waktu 50 menit namun jika menaiki perahu ketingting jarak tempuhnya kurang lebih 15 menit, sampai di pikah kami hanya menjumpai ibu-ibu dan anak anak saja karena sebagian besar para pemuda dan bapak-bapak sedang berburu sementara pak gembala tidak ada di tempat, kami berdiskusi dengan ibu bongan dan bapak pungket tentang kondisi di pikah, daerah pikah bila dibandingkan dengan daerah lake mempunyai ruang yang lebih kecil, pikah mempunyai 14 Rumah dan 2 geraja (lama dan baru), dalam sejarahnya menurut informasi pak pungket ketika terjadi gelombang perpindahan ke seturan ada 4 KK yang masih bertahan di pikah dan sekarang total yang menetap di pikah menjadi 26 KK. 

Secara tata pembangunan pikah terlihat rapi meskipun tidak sebanyak di Lake maupun Luwe tetapi pikah tertata lebih apik pekarangan di tumbuhi bunga warna warni akan tetapi jarang terlihat tanaman sayur, mereka bila kekurangan sayur, sembako ataupun menggiling padi pergi ke lake, banyak terlihat pipa-pipa saluran air akan tetapi menurut penjelasan warga pikah pipa tersebut sudah lama tidak berfungsi jadi untuk aktifitas MCK mereka mengandalakan sungai malinau yang lokasi nya menurun tajam, sementara untuk sungai pikah sendiri tidak bisa dipergunakan untuk aktifitas karena sangat kecil.

Dalam penggalian informasi bersama pak pungket tidak banyak yang bisa di gali karena bapak pungket tidak lancar berbahasa Indonesia sementara untuk para pemuda dan orang tua tidak satupun yang kami temui mereka sedang berburu, saya bertanya kepada ibu bongan selain ikan binatang apalagi yang di konsumsi masyarakat pika, ibu bongan menajawab apa yang di temui di hutan bisa di makan seperti: Monyet, Kodok Sungai, Babi, Landak, Trenggiling, Kura-kura, Payau, Kijang dll, sayapun kembali bertanya bukankah monyet tidak boleh? Ibu bongan menjawab dulu ketika kami belum ber agama memang tidak boleh tapi karena sekarang sudah ber agama kami boleh memakannya asalkan setiap mau makan di awali dengan doa, sayapun terdiam.
logoblog

Senin, 04 Juni 2018

Bagian Desa Lake Yang Terpisah itu Bernama Luwe

Luwe adalah salah satu RT Long lake yang lokasinya terpisah, untuk sampai ke Luwe  harus berjalan kaki melewati sungai, tebing, bukit dan hutan dengan waktu tempuh 3 jam berjalan kaki, betapa berat perjalanan masyarakat di Luwe RT 05 ataupun sebaliknya masyarakat yang tinggal di lake apabila mereka harus bepergian untuk memenuhi kebutuhan pokok, menjenguk saudara sakit ataupun keperluan penting lainnya. 

Sesampai di luwe kami tidak mendapati Ketua RT 05 (Laing Apui) karena beliau ada di tanjung nanga, banyak dari masyarakat luwe yang menaruh kecurigaan terhadap kami mereka berkerumun di salah satu rumah untung nya kami membawa beberapa pemuda long lake, salah satu dari tim kami Mas Yus menghampiri mereka dan menjelaskan tentang siapa kami kepada masyarakat luwe akhirnya kami di bawa ke salah satu rumah warga yaitu rumah bapak Lawai, Ketakutan masyarakat di beberapa tempat di daerah Ulu seperti Long Lake, Long Jalan maupun Luwe bukan tanpa dasar, ketakutan ini di picu berita hoax di ponsel tentang penculikan anak, video bagaimana seorang anak di bedah kemudian di ambil organ tubuhnya menjadi satu isu yang mengerikan bagi mereka, video tersebut dikaitkan dengan penculikan sehingga anak-anak dan para orang tua menjadi cemas, sampai-sampai isu tersebut berdampak buruk kepada penjual baju dan perabot keliling mereka disangkakan sebagai bagian dari komplotan penculik anak oleh sebab itu bila mereka memasuki satu desa mereka harus minta ijin dari kepala desa terlebih dahulu. 
 
Luwe sejauh yang saya lihat kaya akan tanaman, sepanjang yang saya lihat tanaman sayur ataupun buah tumbuh dimana-mana, karena tanah yang subur ini ladang-ladang mereka tidak begitu jauh dengan rumah-rumah, untuk berburupun menurut pak Lawai tidak perlu jauh-jauh dan ikan di sungai luwe masih melimpah. Rumah di luwe berjejer dalam satu baris saja tidak saling berhadapan, di depan rumah mereka hanya ada ladang, lapangan bola serta gereja, tanaman yang sekarang tumbuh beragam motivatornya adalah pak harno (bapak gembala) yang berasal dari Banjarmasin, pak harno lah yang banyak menanam tanaman di desa luwe bila hasilnya melimpah biasanya pak gembala membawa hasil panen ke tanjung nanga dibagikan kepada saudara disana. Total rumah di luwe berjumlah 17 Rumah dengan 1 Gereja sayangnya ketika ditanya berapa jumlah KK nya mereka yang hadir disini tidak bisa menjawab. Dengan tempat yang terisolasi jauh dari mana-mana luwe seperti desa yang tersembunyi tidak ada yang dapat mereka harapkan dari orang lain, tidak ada yang berkunjung ke luwe kecuali saudara mereka yang ada di pika ataupun lake.
logoblog

Sekolah Dasar di Punan Mirau



Hari ini saya berkunjungan ke SDN 05 Punan Mirau, kebetulan hari ini SDN 05 sedang melaksanakan Ujian jadi banyak guru yang bisa saya temui termasuk kepala sekolah, sayapun memperkenalkan diri kepada mereka dan menyampaikan maksud dan tujuan datang ke sekolah yaitu sosialisasi penting nya hutan bagi masyarakat punan salah satunya Punan Mirau serta penggalian informasi pendidikan di Punan Mirau.
 
SDN Punan Mirau sebelum mempunyai gedung sekolah dulunya masih meng induk ke Laban Nyarit, kala itu tahun 2002 SD Punan Mirau masih bernama SD Pelial, jadi secara hari-hari mereka bersekolah di desa mirau akan tetapi bila ujian tiba maka mereka harus mengikuti ujian di Laban Nyarit, Tahun 2014 gedung sekolah sudah terbangun dan lahirlah SDN 05 Punan Mirau, murid-murid di SDN 05 tidak hanya dari desa mirau saja akan tetapi desa tetangga Long Rat juga bersekolah disini. Total Guru yang mengajar di SDN 05 Punan Mirau sekarang berjumlah kurang lebih 8 orang, meskipun demikian jumlah tersebut dirasa masih kurang menurut pak kepala sekolah, SDN 05 Punan Mirau masih membutuhkan guru kesenian dan jua guru olah raga, selain kendala kekurangan sumber daya manusia faktor kesulitan yang di alami SDN 05 punan mirau adalah minimnya dana untuk membayar gaji guru, sulitnya beradaptasi dengan kurikulum yang baru karena belum ada pelatihan sehingga masih menggunakan kurikulum lama, fasilitas sarana dan prasana sekolah serta susahnya mendapatkan buku diktat untuk bahan ajar karena buku yang saat ini beredar di pasaran adalah buku-buku untuk bahan ajar kurikulum baru, sementara untuk para siswa mereka kekurangan buku tulis, sebagian murid-murid terkadang ketika masuk sekolah tidak membawa buku dan alat tulis.
logoblog