Sabtu, 29 Desember 2018

Perayaan Natal 2018 di Nahakramu


Nahakramu merupakan salah satu desa yang tergabung dalam kecamatan Malinau Selatan Hulu Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara, ketika menjelang Natal para pemuda Nahakramu berkumpul dan memasak daging pedas di rumah pak gembala, daging yang mereka masak adalah daging anjing, daging tersebut setelah mereka masak kemudian dimasukkan kedalam plastik kurang lebih menjadi 30 bungkus, daging tersebut oleh para pemuda di jual perbungkusnya Rp 20.000, daging tersebut kemudian di tawarkan kepada masyarakat di Nahakramu, sore hari daging tersebut terjual habis dengan pendapatan yang diterima sebesar Rp 600.000, uang tersebut tidak sepenuhnya mereka terima karena ada juga yang membeli tetapi dengan cara mengebon, uang kas yang terkumpul kurang lebih 400.000 ribu kemudian diserahkan kepada pak lawai panitia Natal 2018. Tim yang bertugas menjual daging adalah Apri, Andri, Anut dan Aboh, mereka berkeliling dari Kampung Lama sampai Kampung Baru, Tim yang memasak dan membungkus daging adalah ibu gembala dibantu yulianti dan lala pemudi Nahakramu. Sementara pemuda lain nya ditugaskan menghias gereja mereka antara lain: Elang, Sijan, Ibung, Dendi, Bajau, Marsoli, Febi, Agus dan Toni.

Menurut salah seorang pemuda nahakramu adik andri bukan tanpa alasan mereka mengorbankan seekor anjing untuk disembelih karena dalam beberapa hari ini para pemuda berburu namun tidak mendapatkan buruan apapun dan acara puncak Natal tinggal menunggu hari, biasanya jika ada babi, payau ataupun pelanduk, daging inilah yang mereka jual sebagai cara penggalangan dana.
logoblog

Jumat, 28 Desember 2018

Perayaan Natal 2018 di Desa Long Jalan

Acara perayaan Natal Sekolah Minggu di Desa Long Jalan, Sekolah Minggu merupakan kelompok anak-anak yang belum bersekolah sampai dengan anak-anak SD, mereka berkumpul di gereja untuk membuat satu pertunjukan menghafal alkitab dan juga menyanyikan lagu rohani. Selesai melakukan pertunjukan kemudian sesi terakhir MC memberikan kado kecil kepada anak-anak Long Jalan berupa bingkisan kado natal, kado tersebut di dapatkan dari orang orang dekat si penerima kado baik dari sahabat, keluarga ataupun saudara. Hal inilah yang di tunggu oleh anak-anak bagaimana ketika nama mereka disebut kemudian disuruh maju ke mimbar untuk kemudian diberikan kado natal dari orang yang menyayanginya, dalam kado tersebut terselip nama pemberi beserta pesan-pesan bijak untuk si penerima kado, pesan tersebut rata rata mendorong anak-anak untuk rajin belajar, rajin bangun pagi, menjadi anak yang berbakti pada orang tua, kurangi maen handphone dan doa-doa kebaikan bagi si penerima hadiah natal
logoblog

Rabu, 07 November 2018

Mari Selamatkan Bumi

Fenomena alam yang tidak dapat di bantah lagi, Pemanasan Global menunjukkan jati diri yang sesungguhnya, Penipisan lapisan es Kutub Utara hingga menghilangnya lapisan es di berbagai titik Pegunungan Alpen, Eropa. Frekuensi gempa yang kerap terjadi, tornado yang melanda di berbagai titik negara, ledakan gunung berapi, banjir, pergantian musim yang sudah tidak lazim dan tak mampu di prediksi, kekeringan, semua hal tersebut merupakan penyimpangan iklim, gejala alam tanpa tanding hanya sang pencipta yang tahu segala maksud dan isinya.

Sejak isu globalisme dan modernisasi dikampanyekan jumlah konsumsi meningkat tajam, negara-negara berlomba mempercantik negerinya, saling bersaing untuk dapat disebut sebagai negara paling modern dan paling maju. Semua kawasan sebisa mungkin disulap menjadi gedung dan bangunan-bangunan megah dan berkelas tinggi, teknologi yang terlalu over, kecanggihan yang terlalu revolusioner membuat negara miskin dan berkembang jadi kembang kempis bagai bernafas dalam lumpur, di hadapkan pada situasi dilematis tidak mampu mencipta dan akhirnya hanya sebagai penikmat semu dan pengkonsumsi semata.

Ada yang terlupakan dari semua kegilaan itu, pembangunan yang tidak santun, dalam dekade terakhir, setengah dari sumber energi terpakai oleh manusia dan akibatnya lebih dari setengah hutan dunia hancur. Negara miskin dan berkembanglah yang akhirnya memetik buahnya, buah penderitaan berupa bencana. Negara miskin dan berkembang hanya 30 persen menyedot energi bumi, sedangkan 70 persennya merupakan pemborosan sumber alam yang dilakukan oleh negara maju. Negara-negara maju meminta negara-negara miskin dan berkembang untuk menjaga hutannya, sementara di sisi lain mereka tidak intropeksi apa yang harus mereka lakukan pada negaranya, Ini adalah fakta yang tragis, terutama kita sebagai masyarakat Indonesia.

Manusia harus membatasi keserakahan konsumsi dan hasrat materi (kebendaan) yang berlebih. Industrialisasi harus di imbangi dengan perawatan lingkungan, semakin majunya teknologi secara tidak langsung malah mempersulit manusia itu sendiri, bandingkan dengan kesederhanaan masyarakat jaman dulu, secara ilmu mereka lebih pintar tapi kepintaran mereka tidak digunakan untuk merusak lingkungan.

Satu pesan yang mungkin dapat di petik dari musibah yang terus mendera dan menimpa bumi, masyarakat di belahan dunia manapun harus berbenah dan berfikir tentang fungsi alam, kelestarianya bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia selama manusia masih ada. Generasi kita di tuntut untuk menjaga, demi kelangsungan generasi kita selanjutnya. Konsumerisme hanya akan merusak kesehatan ekonomi dan ekologi secara perlahan dan pasti.
logoblog

Selasa, 06 November 2018

Sosialisasi Perhutanan Sosial Di Nahakramu

Sosialisasi di lakukan di Kantor Desa dengan melibatkan masyarakat. Sosialisasi di awali dengan Doa, sambutan dari kades desa Nahakramu Baru (Pak Alang), Sambutan dari LP3M (Pak Nico), sambutan dan pemaparaan PS dari KKI_WARSI (Mas Koko) kemudian Forum Group Diskusi bersama masyarakat. Poin yang terpenting dalam sosialisasi ini adalah bagaimana masyarakat dapat memahami apa itu perhutanan sosila beserta pilihan 5 skema dari perhutanan social, masyarakat dapat membedakan sehingga dapat memilih skema perhutanan sosila apa yang cocok untuk hutan yang ada di kawasan mereka, skema tersebut adalah: Hutan Adat, Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatn, Hutan Tanaman Rakyat dan Hutan Kemitraan. 

Mas Koko memaparkan dalam sosialisi PS bahwa Masa Orde Baru merupakan masa banyak exploitasi hutan, banyak ijin perusahaan masuk. Perusahaan besar masuk dan masyarakat hanya menjadi penonton saja, setelah masa reformasi pemerintah membuat regulasi yang mengatur dan melindungi masyarakat adat dan masyarakat yang tinggal disekitar hutan. Keputusan MK 35 melindungi secara penuh hak masyarakat beberapa UU dan PP juga mengakomodir kepentingan masyarakat, kebijakan presiden Jokowi tahun 2016 tentang perhutanan social dimana melibatkan masyarakat dalam mengelola hutan kepentingan masyarakat disekitar kawasan hutan. Tujun Perhutanan Sosial adalah untuk meningkatklan kesejahteraan masyarakat dan masyarakat wajib menjaga dan melindungi kawasan hutan nya

Dalam FGD disampaikan bahwa wilayah administrasi nahakramu baru bila di lihat dari peta sudah terdapat ijin perusahaan sehingga tidak menyisakan tempat untuk pengusulan salah satu skema perhutanan social, karena keinginan kuat dari nahakramu mereka tetap berupaya bagaimana hutan kecil yang mereka miliki dapat di usulkan menjadi hutan desa, mereka sangat berharap agar KKI_WARSI dapat membantu dan memfasilitasi, dalam diskusi tersebut pak nico memberikan masukan kepada masyarakat nahakramu baru bila menginginkan pengusulan salah satu skema perhutanan social maka harus mengeluarkan ijin perusahaan keluar dari wilayah nahakramu baru, dan itu bisa dilakukan tentunya dengan pengajuan kepada pemerintah dan nahakramu siap melakukan itu.
logoblog

Senin, 05 November 2018

Desaku Sekarang Dan Masa Lalu


Desaku dulu dan sekarang, desaku sekarang telah disulap bak kota di tengah sawah, ciri khas tempo dulu nyaris tidak terlihat, pohon-pohon mahuni dan randu yang berbaris rapi kini berganti dengan tiang-tiang listrik, pagar-pagar kayu tanaman yang terbuat dari bambu, di hinggapi banyak capung kini telah berganti dengan pagar besi, capung pun pergi berlari, tanaman-tanaman yang merambat di setiap hamparan belakang rumah kini tandus, hanya bekas-bekas tapak kaki di sana sini, hebatnya gelombang modernisasi menghantam dan menghancurkan desaku, suasana malam nan hening tak lagi nampak, jam 12 malam suara hingar bingar dan suara cekikikan masih terdengar, suara jangkrikpun menyingkir pergi, kodok tak lagi bernyanyi, temaram cahaya obor dan bulan yang dulu terasa indah kini berganti lampu-lampu neon yang menyedot banyak energy.

Dalam modernisasi ini, penduduk desaku makin trendy dan gengsi, bergaya ala-ala TV sangat kontras dengan kehidupan masa lalu, hidup yang sederhana, hidup yang berbudaya, hidup dengan sejuta tata karma, Modernisasi telah meluluhlantahkan tradisi desaku yang berbudi pekerti itu. Orang di desaku lebih suka bermain ponsel ketimbang bermain gobak sodor, orang di desaku lebih suka nongkrong bermain internet ketimbang bercengkrama dengan sodara dan tetangga, Orang di desaku lebih suka makan kentucky ketimbang makan gethuk, orang di desaku lebih suka di panggil sindy ketimbang tumiyem, lebih suka di panggil charly ketimbang paijo. Globalisasi begitu dasyat, sampai-sampai tak meyisakan sedikitpun akar-akar tradisi lama untuk berkembang.

Kemana sungai kecil itu, sungai yang jernih dan berkelok, tempat bermain singgah anak-anak, tempat belajar mengenal berbagai hewan dan tumbuhan, sungaiku sekarang telah kering dan mati, pohon jati dan bambu telah habis berganti rumah-rumah beton, burung-burung dan binatang lain pun pergi mengundurkan diri. Kemana pohon cemara yang tinggi nan menjulang itu, tempatnya anak-anak beristirahat dan bermain di kala siang, kini telah berganti dengan patung selamat datang. Modernisasi sekali lagi, menghancurkan kenangan kecilku dimasa lalu.
logoblog

Minggu, 04 November 2018

PAMSIMAS Hadir Di Desa Long Lake

PAMSIMAS merupakan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat yang di tujukan untuk daerah-daerah yang tidak dapat di jangkau oleh PDAM, berdasarkan data dari PAMSIMAS saat ini telah berberjalan di 4 Kabupaten yaitu: Nunukan, Tana Tidung, Bulungan dan Malinau. Untuk daerah Malinau Hulu PAMSIMAS telah melakukan pembuatan tempat penampungan air di Metut, Nahakramu Baru, Pelancau dan Long Jalan, sementara yang sekarang dalam tahap pengerjaan adalah: Long Lake, Bilah Bekayuh, Punan Long Adiu dan Gong Solok. Di Long Lake sendiri pada hari ini proses pembuatan DAM, Bak Penampungan telah selesai dilakukan, proses selanjutnya adalah pengecetan Bak penampungan serta penyaluran pipa dari DAM ke Bak penampungan, berdasarkan informasi dari mas Kevin bagian operasional lapangan PAMSIMAS, penyaluran air dari DAM ke Bak Penampungan belum dapat dilakukan karena masih menunggu Bak Kering dan juga menunggu teknisi PAMSIMAS yang belum tiba ke long lake

Berdasarkan informasi, sumber air bersih di alirkan dari sungai bowing (beruang) berjarak kurang lebih 750 meter dari desa long lake, sungai bowing terletak di sebelah barat desa lake, dalam program ini PAMSIMAS hanya berkewajiban membuat DAM, membuat bak penampungan dan menyalurkan pipa dari DAM ke bak penampungan selebihnya tanggung jawab desa. Untuk mengerjakan proyek ini PAMSIMAS menurunkan 2 orang pekerja dengan proses pengerjaan 19 hari.
logoblog

Sabtu, 27 Oktober 2018

Pembangunan Rumah KAT Desa Long Lake


Pembangunan rumah KAT (Komunitas Adat Terpencil) merupakan program dari Kementrian Sosial, rencananya rumah KAT Desa Long Lake di bangun secara bertahap dengan total 73 rumah pada tahap I tahun 2018 dan tambahan 13 rumah tahap ke II pada tahun 2019. Rumah-rumah tersebut di bangun dengan lokasi di atas bukit, saat ini masyarakat sedang bergotong royong di targetkan Rumah KAT selesai pada bulan desember 2018.

Dari jumlah 73 rumah, 53 dibangun oleh kontraktor sedangkan 20 rumah dibangun dengan lokakarya masyarakat desa long lake, menurut info pak jalung (Kaur Pembangunan Desa) proses pembangunan rumah terbagi dalam 2 tahapan dengan tingkat pengerjaan 150 hari atau kurang lebih 5 bulan, tahapan I yaitu menggesek kayu (Agustus s.d September) dimana kayu di dapat dari sekitaran desa long lake dan tahap ke II membangun rumah (Oktober s.d Desember). Rumah-rumah KAT dibangun dengan ukuran 4x6 dan didalamnya terdapat 1 kamar, jarak antara rumah satu dengan rumah lain nya 3 meter sementara jarak belakang rumah adalah 6 meter, saat ini sudah berdiri tiang-tiang rumah sebanyak 40 buah ada yang sudah berbentuk rumah lengkap dengan atap namun sebagian besar masih kerangka yang belum terpasang dinding papan maupun lantainya. Untuk mengerjakan projek tersebut pak yohanes selaku kontraktor membagi tim dalam 2 bagian dan mereka di datangakan dari respen tubu, tim pertama berjumlah 9 orang (8 pekerja dan 1 tukang masak) mereka harus menyelesaikan bangunan rumah sebanyak 30 rumah, sedangkan tim 2 berjumlah 5 orang (4 pekerja dan 1 tukang masak) mereka harus menyelesaikan rumah sebanyak 10 buah.

Untuk membangun rumah KAT pokok pokok kayu yang mereka gunakan bervariasi kayu tersebut antara lain: Kayu Kapur (untuk Balok tiang dan Lantai), Kayu Ulin (Untuk pondasi tiang bawah), Kayu Bengkirai (Untuk Balok tiang dan Lantai), Meranti (Untuk Dinding)

logoblog

Jumat, 26 Oktober 2018

Pesta Budaya IRAU Menyambut Ulang Tahun Kabupaten Malinau


Pagelaran Pesta Budaya yang di adakan setiap dua tahun sekali sedang di gelar oleh Pemkab Malinau, Pesta ini merupakan pesta menyambut lahirnya kota Malinau Ke 19 pada bulan Oktober dan pagelaran budaya tersebut di namakan IRAU. Dalam IRAU yang baru di laksanakan yang ke 9 ini seluruh etnis  budaya yang ada di Malinau ditampilkan tidak hanya Dayak saja akan tetapi suku-suku di luar Kalimantan Utara ikut andil bagian dalam gelaran bertajuk Pesta IRAU ini sebut saja tarian dari Banjarmasin, Bali, Padang, Sunda, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Batak, Ponorogo, Bugis dan multi etnis lain nya. Dalam pagelaran IRAU kali ini, pesan yang ingin disampaikan adalah Malinau sebagai pusat pemerintahan Kalimantan Utara terbuka untuk seluruh masyarakat indonesia semua bersatu karna semua bersaudara. IRAU sudah berlangsung dari tanggal 14 Oktober dan akan berakhir pada tanggal 27 Oktober, tidak hanya pameran budaya saja tetapi artis ibukota juga dihadirkan seperti TIPE-X, Denada , Via Vallen dan beberapa artis kondang lain nya... 
Salam IRAU Ke 9, Selamat Ulang Tahun Kota Malinau Ke 19 :)
logoblog

Sabtu, 08 September 2018

Ikan Batu Si Dokter Sungai

Bila di jawa ikan batu hanya menyisakan ikan sapu-sapu tetapi untuk di daerah long jalan DAS Malinau Selatan Hulu terdapat beragam jenis ikan batu, ikan tersebut antara lain: Dekot kelubit, Abanci, Ulom, Tiung, Tiung Rap, Dekot Kiam, Dekot Puy, Tincan dan Purut. Ikan pada gambar disamping bernama ikan Dekot Kelubit, Dinamakan ikan batu karena ikan-ikan ini sering terlihat di batu ataupun menempel di kayu. Ikan ini rata-rata mempunyai ukuran yang kecil kecuali untuk jenis ikan Abanci bisa sedua jari dan ikan purut bisa setelapak tangan, keunikan dari ikan batu adalah mulutnya ada dibawah dan ikan batu bisa di sebut dokter sungai, ikan inilah yang hari-harinya membersihkan batu-batu dan kayu di dalam sungai agar tidak licin, mereka memakan lumut lumut dan kotoran yang menempel, ikan ini tidak bisa tinggal di air yang kotor, berbanggalah bagi masyarakat yang ada di hulu bahwa ternyata jenis ikan ini masih banyak dan menjadi tolak ukur tingkat kesehatan air disana.
logoblog