Perjalanan ke Hulu Sungai Malinau pertengahan bulan Maret ini ada yang sedikit berbeda, kanan kiri di sepanjang pinggiran sungai malinau terlihat beberapa jenis bunga bermekaran, dari sekian banyak bunga ada dua jenis bunga yang paling menyolok dan sangat kontras dengan paduan warna hutan yang hari-harinya dihiasi dengan warna hijau, bunga tersebut mekar dari tumbuhan yang bernama “Pohon Laran” dan “Pohon Deri’it”, pohon yang paling membuat takjub adalah pohon laran, pohon ini sebelum musim bunga tiba terlihat seperti pohon biasa tanpa punya nilai istimewa, pohon ini tumbuh subur di samping kiri dan kanan sungai malinau, akarnya kuat mencekram batu maupun tanah, kali ini pohon laran menampakkan keindahan nya bunga laran mekar beraneka rupa ada warna yang kuning adapula yang berwarna orange, sampai-sampai daun hijau yang ada dipohon tertutupi oleh lebatnya bunga, pinggirian sungai yang biasanya dihiasi warna hijau kini berubah dengan variasi warna kuning orange, di balik keindahan bunga laran tersimpan ulat-ulat kecil pada batang-batangnya, apabila kita tidak memperhatikan secara seksama kitapun tidak akan menyangkanya karena warna ulat tersebut serupa dengan warna bunga laran yaitu kuning dan juga orange, bila bunga tersebut jatuh ke sungai maka-maka ulat-ulat ini akan diserbu oleh ikan ikan kecil yang sudah menunggu dibawah pohon.
Selain bunga laran salah satu jenis pohon yang memekarkan kembangnya adalah pohon deri’it berbeda dengan pohon laran dimana pohon deri’it kembangnya berwarna putih keabu-abuan dan pohon ini tumbuh menjulang dengan batang yang kokoh, yang menarik adalah setiap bunga-bunga dari pohon deri’it gugur ke sungai ikan-ikan berhambur berlomba memakan nya. Selain bunga laran dan bunga deri’it bunga lain yang juga mekar adalah bunga pangen, bunga meranti dan beberapa bunga dari jenis tanaman lain, banyak nya bunga yang bermekaran menyebabkan lebah-lebah madu berpesta, ini bisa terlihat dari banyak nya lebah-lebah yang berterbangan di sekitar desa dan beberapa pohon banggeris kini menjadi rumah-rumah lebah, dari beberapa pohon banggeris yang terlihat di pinggirian sungai, 8 sarang lebah berada di antara sungai ketaman dan sungai ja’a, 3 sarang lebah dari sungai ja’a sampai desa long jalan, 6 sarang lebah dari desa long jalan sampai desa long lake, 5 sarang lebah dari desa long lake sampai desa nahakramu, dan semua sarang lebah berada di pohon banggeris, bila bunga-bunga yang bermekaran berubah menjadi buah maka dalam kurun waktu 3 bulan hampir sebagian buah di hutan akan masak, dengan pakan yang melimpah kebahagiaan tidak hanya terjadi pada ikan dan juga binatang di hutan namun bagi masyarakat di Sub Das Malinau Hulu yang di tunggu adalah ketika musim babi tiba dimana yaitu ketika buah-buah yang telah masak jatuh ke bumi