Kamis, 07 Februari 2019

Panen Padi Gunung Di Desa Long Lake



Long Lake sedang masa Panen Pagi Gunung, ladang yang akan di panen ladang milik pak liwae, lokasinya berada tidak begitu jauh dari sungai lake. Ketika panen di desa long lake ada istilah ngekas, ngekas berasal dari bahasa ekonomi akuntansi yaitu kas, kas bila diartikan adalah meliputi uang kertas/logam dan benda-benda lain yang dapat digunakan sebagai media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat diambil setiap saat, istilah ngekas sendiri diperkenalkan di desa long lake ketika masyarakat long lake mengenal agama, dimana masyarakat menyumbangkan sejumlah uang dari hasil mereka membantu panen untuk operasional gereja. 


Ngekas dapat dilakukan oleh masyarakat dengan waktu minimal adalah 4 jam dengan upah Rp 3.000/jam nya, pada contoh kasus ketika pak liwai panen padi pak liwai meminta bantuan ketua pemuda mas jhoni untuk menyiapkan para anggota pemuda di long lake bergabung membantu memanen padi, jumlah pemuda yang turut serta memanen hari ini berjumlah 11 orang, para pemuda tersebut bekerja dari jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 sore, tapi karena kondisi cuaca hujan dan tidak bersahabat, efektif bekerjanya hanya 4 jam saja, dari kasus tersebut jumlah ngekas yang harus diberikan pak liwai kepada gereja adalah = 4 jam x 11 orang x Rp 3.000 = 132.000

 
Dalam memanen padi alat yang digunakan oleh masyarakat long lake disebut dengan kirok, kirok merupakan modifikasi antara pisau kecil dan batang kayu kecil (12 cm – 15 cm), dengan kirok tersebut satu persatu pohon padi di ambil tangkainya, padi padi tersebut setelah di potong dimasukkan kedalam ingen (tas yang terbuat dari rotan berkaki empat) dari ingen padi dimasukkan ke dalam karung, setelah karung penuh karung tersebut di panggul ke dalam pondok yang telah dibuat, padi dalam karung tersebut kemudian dikeluarkan dan dihamparkan dalam pondok ini berfungsi agar padi kering dan tidak lembab, sebagian masyarakat ada yang menyimpan padi di dalam pondok cukup lama, padi baru di ambil bila dibutuhkan akan tetapi ada juga masyarakat yang memanen padi setelah dimasukkan di dalam karung padi tersebut di panggul dan dibawa pulang kerumah untuk di simpan. Padi-padi tersebut tidak dibersihkan dahulu dari tangkai-tangkainya jadi selama disimpan padi masih menyatu dengan tangkainya, proses pemisahan untuk mengambil bulir-bulir padi baru dilakukan ketika masyarakat ingin menggilingnya menjadi beras.
logoblog

Minggu, 03 Februari 2019

Kabar Duka Dari Desa Long Lake

Bulan ini masyarakat long lake sedang berduka, salah seorang tokoh yang di tetuakan pak Kirut Kre meninggal dunia karena penyakit yang telah beliau derita cukup lama, pak kirut kre meninggal di tanjung nanga di usia 77 tahun karena posisi jenazah di tanjung nanga maka jenazah harus dibawa kembali ke long lake dengan menggunakan jalur sungai. 


Dari pagi masyarakat di long lake sudah sibuk dengan aktifitas persiapan pemakaman, bila semalam telah dilakukan acara doa dan pembuatan peti mati, maka untuk ritual hari ini  sebagian masyarakat pergi ke tempat pemakaman yang tak jauh dari desa long lake untuk menggali liang kubur, lokasi tersebut berada di antara pertengahan sungai lake dan sungai luwe berjarak kurang lebih 1 km atau 15 menit dengan menggunakan perahu, sementara para ibu-ibu berkumpul di dapur darurat untuk membuat nasi bungkus daun pisang, para keluarga yang di tinggalkan berkumpul di rumah duka dengan isak tangis yang tidak kunjung berhenti dari semalam, mereka yang awalnya terpisah dari beberapa lokasi: Malinau, Langap, Loreh, Tanjung Nanga, Metut, Nahakramu, Tabau Pika dan juga Long Jalan, semua dipertemukan dalam satu ikatan emosional, dihadapan peti jenazah sambil menangis sesekali mereka berpesan agar sang mendiang orang tua tenang di alam kubur akan tetapi ada pula dari beberapa keluarga yang belum rela. 

Begitu susah memang komunikasi di long lake karena jaringan tidak ada, kala itu semasa masih sakit pak kirut kre terpaksa di pindahkan dari long lake ke langap, beliau dirawat oleh anaknya yang di langap sementara istri dan keluarga yang lain sebagian bertahan di long lake, dipindahkan ke langap bukan tanpa alasan tujuan nya adalah agar dekat dengan pelayanan kesehatan, dan ketika terdengar kabar pak kirut kre meninggal dunia, justru yang pertama mendapatkan kabar adalah saudara-sauadara yang berada di luar long lake, untuk menginformasikan ke long lake maka kabar tersebut harus di sampaikan ke saudara yang di long jalan untuk kemudian dengan menggunakan perahu dikabarkan orang long jalan mengabarkan kepada desa long lake. 


Kami bersama rombongan jenazah berada dalam satu perahu menuju ke tempat pemakaman, tempat pemakaman yang dibangun oleh masyarakat long lake terlihat ala kadarnya dan tidak terawat dengan baik, berjarak 300 meter dari sungai malinau dan dikelilingi pohon-pohon, untuk sampai ketempat tersebut diperlukan pembukaan jalan baru karena lama tidak dikunjungi, di pemakaman tersebut terdapat kurang lebih 5 kuburan lama, dalam ritual adat long lake ketika meninggal benda-benda kesayangan ikut serta dibawa, semasa hidup bapak kirut kre hobi berburu oleh sebab itu tombak yang sering ia pakai ikut juga di bawa serta, selain tombak benda yang hari ini ikut dimakamkan adalah tempayan, baju dan bantal.
logoblog