Minggu, 29 April 2018

Penggilingan Padi Di Desa Long Lake


Desa long lake sudah memiliki penggilingan padi yang besar kebetulan masyarakat long lake bulan lalu habis panen padi (ngetam), hasilnya lumayan banyak padi-padi tersebut disimpan di rumah dan hari ini Pak Ipu Baya (Kepala Desa) bersama istri sedang menuju tempat penggilingan padi untuk menggiling padi menjadi beras saya pun ikut serta menemani kesana, lokasi penggilingan padi di sebelah ilir sungai lake jadi kami harus menyeberangi sungai, menurut pak ipu baya untuk saat ini beberapa masyarakat dari long jalan, luwe, pika menggiling padinya di long lake, di luwe ataupun long jalan sendiri sebetulnya sudah ada penggilingan padi tetapi tidak sebesar di long lake dan untuk saat ini di luwe penggilingan padi nya belum di operasikan.
 
Sesampai di tempat penggilingan padi sayapun melihat proses padi di rubah menjadi beras, Pak Ipu Baya menyalakan mesin penggiling setelah menyala salah satu warga long lake berdiri di samping mesin mengatur mesin kemudian menyiapkan ember untuk menampung beras, pak ipu menaiki tangga mesin sementara istri pak ipu yang menggendong karung padi menaiki tangga kemudian memberikan karung yang ber isi padi ke pak ipu, setelah pak ipu mendapatkan padi tersebut kemudian di tuangkan kedalam bak mesin secara perlahan-lahan, salah satu warga yang ada di bawah di samping mesin mulai menampung beras yang keluar dari dalam penggilingan, dalam proses ini serbuk serbuk padi memisahkan diri menumpuk di samping mesin, menurut ibu ipu serbuk tersebut dapat di pakai untuk pakan babi, orang jawa biasa menyebut serbuk tersebut dengan nama dedak, dedak dengan campuran bahan tertentu bisa di pake untuk pakan apa saja contohnya: pakan ayam, bebek, sapi ataupun burung.
logoblog

Jumat, 27 April 2018

Serpihan Desa Long Lake


Masyarakat long lake dalam memenuhi kebutuhan sehari hari masih sangat bergantung kepada hutan dan alam sekitar, sarana prasarana masih minim, tidak ada listrik ataupun jaringan telepon. Untuk mencukupi kebutuhan sehari hari sebagian masyarakat ada yang mencari gaharu untuk di jual, sebagian berladang, berkebun, berburu dan mencari ikan dalam hal ini hasilnya mereka prioritaskan untuk konsumsi rumah tangga  namun apabila hasilnya melimpah seperti tanaman cabai mereka akan menjualnya ke desa lain tanjung nanga maupun loreh. 

Ladang ladang masyarakat long lake tersebar di beberapa titik yang tidak jauh dengan desa mereka tanaman tersebut berupa tanaman sayur, tanaman obat ataupun tanaman buah, ada yang menanam di seberang sungai malinau, di seberang sungai lake ada juga yang menanam di samping rumah, pekarangan dan belakang rumah, tanaman tersebut antara lain:
 JENIS TANAMAN DI DESA LONG LAKE
No
Keterangan
No
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Lengkuas
Talas (Keladi)
Singkong
Sereh
Jahe Merah
Jahe Putih
Daun Kemangi
Kacang Hijau
Jagung
Terong
Durian (Lak)
Mangga
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kacang Panjang
Cabai
Labu
Timun
Kedondong
Rambutan
Kelapa
Pisang
Rambutan
Kweni
Cimpedak
Padi Gunung

logoblog

Kamis, 26 April 2018

Gaharu dan Masyarakat Punan Mirau

Gaharu merupakan salah satu penopang ekonomi suku punan karena gaharu inilah mereka rela berminggu minggu bahkan berbulan bulan masuk ke dalam hutan dengan membawa bahan makanan secukupnya serta peralatan seadanya untuk mencari gaharu. Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria, Manfaat gaharu antara lain sebagai bahan pembuat: Parfum, Wewangian, Kosmetik, Kecantikan, Obat, Medis, Bukhur, Dupa, Hio, Dekorasi, Kerajinan, Gaharu telah menjadi komoditi perdagangan unggulan Indonesia dan diminati banyak negara terutama: Jepang, China, Arab, India, Persia, Afrika Timur

Untuk Gaharu di Punan Mirau sudah dikembangkan, masyarakat punan mirau tidak hanya mengandalkan gaharu dari hutan semata akan tetapi di beberapa tempat sudah diadakan penanaman contohnya di samping rumah Pak Alex (Ketua LPM Desa Punan Mirau) banyak pohon gaharu yang sudah tinggi dan rimbun, berdasarkan informasi pak alex kayu-kayu gaharu tersebut di jual ke Loreh, gaharu dengan kualitas tinggi dan ber isi di hargai sangat mahal bisa mencapai Rp 3.000.000/ons sementara untuk gaharu yang tidak berisi atau tidak bagus orang punan menyebutnya Totok atau Abih hanya di hargai 25.000/kg. Dalam hari-hari nya masyarakat punan mirau menjual gaharu untuk mencukupi kebutuhan, hasil penjualannya dipergunakan untuk membeli bahan kebutuhan pokok.
logoblog