Bulan Februari ini merupakan bulan yang sibuk di Desa Batoq Kelo dimana bagi masyarakat yang menanam padi mereka sedang masa panen (Orang dayak menyebut istilah panen dengan Mengetam) jadi hari hari nya masyarakat aktifitas fokus di ladang masing-masing, hari ini saya ikut membantu ngetam di ladang ibu anyak. Jarak ladang ibu anyak tidak begitu jauh dengan perkampungan dan berdeketan dengan Hutan Desa Batoq Kelo.
Sayapun mulai mengikuti ritme cara memanen padi, padi tersebut di potong dengan menggunakan ani ani sejenis pisau kecil yang di modif untuk mempermudah memotong padi tetapi kalau kita tidak hati hati ani-ani tersebut bisa melukai jari kita, padi yang terpotong dimasukkan ke dalam tebuyang (keranjang terbuat dari rotan) setelah tebuyang tersebut terisi kemudian di bawa ke tempat penampungan padi.
Proses selanjutnya nya adalah pembersihan bulir bulir pada pada tangkainya, disini pak Helaq suami dari ibu Anyak membuat satu panggung kayu dimana panggung tersebut dibuat lobang kecil kecil, tebuyang yang berisi tangkai tangkai padi di tumpuk sampai menggunung di pondokan kayu untuk selanjutnya pak helaq menggilas tangkai tangkai tersebut dengan kedua kakinya geraknya kadang cepat kadang melambat dan terlihat di bawah pondok panggung tersebut padi padi terlepas dan berguguran dari tangkainya, padi nya jatuh ke bawah sementara tangkainya bertahan di atas pondokan.
Setelah melalui proses tersebut tahap selanjutnya padi yang sudah terlepas diangkut untuk kemudian di jemur di tempat yang berdekatan dengan pondok, beberapa kali ibu anyak membalikkan padi dengan kakinya berkeliling di tempat penjemuran biar kering nya sama rata, sambil menunggu kering ibu anyak dan pak helaq kembali bergabung dengan tim lain untuk mengetam padi.
Haripun makin siang ibu anyak kembali ke pondok yang lokasinya dekat degan tempat penampungan padi untuk membuat masakan siang, masakan sangat sederhana berbumbu khas Kalimantan: daun puncuk singkong, umbut rotan dan telur, begitulah menu siang kita hari ini sederhana tetapi karena cuaca panas dan separuh hari kerja sudah di lewati nikmatnya luar biasa, sayur bening umbut rotan sedikit pahit, oseng daun pucuk singkong, telur goreng dan sambal bawang mentah.
Selesai makan siang ibu anyak menyuruh tim untuk beristirahat dahulu karena memang cuaca siang ini sangat terik sekali, ketika yang lain ber istirahat ibu anyak tetap melanjutkan aktifitasnya yaitu proses menampi jadi padi yang sudah di jemur kering di tampi di ayak kemudian di kibas kibaskan tampian nya ke atas sehingga sisa sisa serbuk tangkai maupun padi yang kopong berterbangan sementara padi yang padat dan berisi jatuh di tempat.
Setelah padi bersih proses selanjutnya adalah memasukkan padi kedalam kaleng, kaleng inilah yang menjadi ukuran seberapa banyak mereka dapat, sampai proses seminggu ini ibu anyak sudah mendapatkan kurang lebih 70an kaleng padi, selesai di takar dengan kaleng kemudian padi tersebut di masukkan ke dalam karung, dan di simpan di rumah. Padi yang disimpan di rumah dibiarkan utuh begitu saja padi tersebut baru di giling menjadi beras bila sewaktu waktu mereka membutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar